Sabtu, 06 Januari 2018

MEDIA PEMBELAJARAN



MEDIA PEMBELAJARAN*)

Oleh:
Dr. Hari Karyono, M.Pd
(today.karyono@gmail.com)
Dosen Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

A. Pendahuluan
Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya adalah dengan memaksimalkan peran guru dalam menggunakan media pembelajaran.
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan jika ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya.
Media secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sementara itu, AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) mendefinisikan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. 
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu, seorang guru dituntut agar mampu menggunaan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir.
--------------------
*)  Disampaikan pada kegiatan Peningkatan Mutu Kegiatan Proses Belajar  Mengajar di SMPN 38 Surabaya Kerjasama antara SMPN 38 Surabaya dengan Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Pada hari Sabtu, tanggal 12 September 2015 di Gedung Pascasarjana Lt. II Ruang Teater Kampus Menanggal Unipa Surabaya

Pada hakekatnya, guru bukan satu-satunya sumber belajar. Tetapi guru juga harus menjadi media yang efektif dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang tersedia dan secanggih apapun, tidak ada artinya apabila tidak digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Disinilah peran vital guru sebagai media utama dalam pembelajaran dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang ada di sekitar sekolah atau dan disekitar lingkungan sekolah.
Telaah tentang peran guru dalam konteks media pembelajaran, maka pada dasarnya guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi: (1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (3) seluk beluk proses belajar; (4) hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan; (5) nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; (6) pemilihan dan penggunaan media pendidikan; (7) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; (8) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; (9) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; dan (10) usaha inovasi dalam media pendidikan (Hamalik, 1994).   
Makalah singkat ini berikut ini membahas tentang media pembelajaran. Pembahasan dimulai dari pengertian media pembelajaran sampai dengan evaluasi media pembelajaran. Diharapkan setelah mempelajari sub-judul makalah berikut ini, pembaca (guru) dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas serta dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar siswa.

B.  Pengertian Media Pembelajaran
Martin & Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan mahasiswa. Ini bisa berupa perangkat keras, seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat-perangkat keras itu. Dengan menggunakan batasan Martin dan Briggs, pengajar juga termasuk media pembelajaran, sehingga merupakan bagian dari kajian strategi penyampaian.
Sekurang-kurangnya ada 5 (lima) cara dalam mengklasifikasi media pembelajaran untuk keperluan memprekripsikan strategi penyampaian (suatu strategi bagaimana cara menyampaikan isi pembelajaran kepada mahasiswa): (1) tingkat kecermatan representasi, (2) tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya, (3) tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya, (4) tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya, dan (5) tingkat biaya yang diperlukan.
Tingkat kecermatan representasi suatu media bisa diletakkan dalam suatu garis kontinum, seperti: benda konkrit, media pandang-dengar, seperti film bersuara; media pandang, seperti gambar atau diagram; media dengar, seperti rekaman suara dan simbul-simbul tertulis. Bagaimanapun juga, kontinum ini bisa bervariasi untuk suatu pembelajaran. Misalnya, pembelajaran untuk suatu konser musik akan memiliki variasi kontinum yang berbeda menurut tingkat kecermatan representasinya.
Bruner (1966) dalam pengembangan teori pembelajarannya, mengemuka-kan bahwa suatu pembelajaran harus bergerak dari pengalaman langsung, ke representasi ikonik (seperti dalam gambar dan film), dan selanjutnya ke repre-sentasi simbolik (seperti: kata atau simbol-simbol lain). “Instructional media not only provide the necessary concrete experiences, but also help students integrate prior experiences” (Heinich, Molenda, dan Russell, 1985, hlm. 9). Banyak mahasiswa telah melihat berbagai aspek bagaimana cara pengaspalan jalan raya. Mereka melihat banyak kendaraan pengangkut bahan, seperti batu dan pasir. Mereka juga telah melihat cara menata batu, serta ukurannya. Mereka melihat bagaimana cara membakar aspal dan menuangkannya ke atas batu yang telah dtata. Mereka juga melihat alat-alat besar lainnya, seperti bagaimana silinder bekerja. Bagaimanapun juga, mereka sering mendapat pengalaman ini secara terpisah-pisah. Di suatu tempat mahasiswa melihat bagaimana menata batu, dan di tempat lain mereka melihat bagaimana membakar aspal, dan seterusnya. Bagaimanapun juga, mereka perlu memiliki pengalaman yang terintegrasi yang menggambarkan bagaimana cara pembangunan sebuah jalan raya. Media film tentang pembuatan jalan raya akan dapat mengintegrasikan semua tahapan ini, sehingga pengalaman-pengalaman mahasiswa yang terpisah-pisah tadi terintegrasi ke dalam suatu abstraksi yang bermakna.
Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkan oleh suatu media juga dapat di-bentangkan dalam suatu kontinum, tetapi titik-titik dalam kontinum ini ditunjukkan oleh jenis media yang berbeda: komputer, pengajar, buku kerja, buku teks/rekaan, dan siaran radio/televisi. Media-media ini juga mempunyai kemampuan menyajikan berbagai media yang telah dikemukakan sebelumnya. Misalnya, pengajar dapat menyajikan semua media dari benda konkrit sampai simbul-simbul verbal. Buku kerja dapat menyajikan gambar, diagram, serta simbul-simbul tertulis. Juga dimungkinkan untuk menggunakan media secara tekombi-nasi, seperti buku kerja dengan film atau benda konkrit bila sedang bekerja di laboratorium. Atau, buku kerja dikombinasi dengan buku teks atau siaran radio. Atau juga simbul-simbul tertulis dengan film atau benda-benda konkrit. Kombinasi-kombinasi lainpun dapat diciptakan untuk keperluan suatu pembelajaran.
Tingkat kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu media juga dapat dipakai untuk    mempreskripsikan strategi penyampaian. Tiap media dari berbagai media yang telah dibicarakan di atas, baik dari kontinum tingkat kecamatan maupun tingkat interaktifnya, dapat diidentifikasi karakteristik khusus yang dimilikinya. Karakteristik khusus yan dimaksud adalah kemampuannya dalam menyajikan sesuatu yang tidak dapat disajiakn oleh media lain. Media-media yang mempunyai kemampuan khusus inilah yang amat berpengaruh dalam menetapkan strategi penyampaian.
Kemampuan-kemampuan khusus suatu media dapat dilihat dari kecepatannya dalam menyajikan sesuatu, seperti film tentang pembangunan jalan raya akan lebih cepat memberi gambaran tentang bagaimana tahapan pembuatan jalan raya, dibandingkan dengan mengamati langsung ke lokasi yang memakan waktu lama sampai jalan itu selesai. Kemampuan simulatif, seperti dalam simulator terbang yang memungkinkan seorang pilot dapat mendaratkan sebuah pesawat sepuluh kali dalam satu jam tanpa harus lepas landas lagi setiap akan mengambil posisi mendapat berikutnya.
Kemampuan-kemampuan khusus juga sering dimiliki oleh media-media yang tingkat kecermatan representasinya rendah. Media rekaman, umpamanya, tidak terikat oleh waktu dan ruang. Media ini tingkat kecermatannya rendah, tetapi ia memiliki kemampuan khusus untuk menyajikan sesuatu yang sudah berlalu dan tak dapat diulangi.
Tingkat pengaruh motivasional yang dimiliki suatu media juga penting artinya untuk keperluan mempreskripsinya strategi penyampaian. Namun perlu dicatat bahwa pengaruh motivasional ini seringkali amat bervariasi sejalan dengan perbedaan perseorangan di antara mahasiswa belajar. Umpamanya, seorang pengajar, sebagai media belajar, dapat bertindak sebagai motivator bagi seorang mahasiswa, tetapi pada saat yang sama, ia justru menghancurkan motivasi belajar mahasiswa yang lain.  Yang jelas, bahwa media pembelajaran yang digunakan oleh guru/dosen harus dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat dioptimalkan.

C.  Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
1.    Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sudjana & Ahmad (1991) dalam kegiatan proses belajar mengajar, fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.  Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b.  Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c.   Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran. 
d.  Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata  sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e.  Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f.    Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

2.    Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2007) berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis media pembelajaran di dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut ini.
a.    Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b.    Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak , sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c.    Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu:
1)      Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau model;
2)      Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar;
3)      Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal.
4)      Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi
5)      Kejadian
6)      Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
d.    Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kpada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

D.  Macam-macam Media Pembelajaran
Pengelompokan macam-macam media pembelajaran apabila dilihat dari perkembangan teknologi dapat dibagi menjadi  dua kategori yang luas, yaitu pilihan media pembelajaran tradisional dan media pembelajaran mutkahir.
1.    Pilihan media pembelajaran tradisional.
a.       Visual diam yang diproyeksikan.
1)      Proyeksi opaque (tak tembus pandang).
2)      Proyeksi overhead.
3)      Slides.
4)      Filmstrips.
b.      Visual yang tak diproyeksikan.
1)      Gambar, poster.
2)      Foto.
3)      Charts, grafik, diagram.
4)      Pameran, papan info, papan-bulu.
c.       Audio.
1)      Rekaman piringan.
2)      Pita kaset, reel, catridge.
d.      Penyajian multimedia
1)      Slide plus suara (tape).
2)      Multi-image.
e.       Visual dinamis yang diproyeksikan.
1)      Film.
2)      Televisi.
3)      Video.
f.        Cetak.
1)      Buku teks.
2)      Modul, teks terprogram.
3)      Workbook.
4)      Majalah ilmiah, berkala.
5)      Lembaran lepas (hand-out).
g.      Permainan.
1)      Teka-teki.
2)      Simulasi.
3)      Permainan peran.
h.      Realia.
1)      Model
2)      Specimen (contoh).
3)      Manipulatif.
2.    Pilihan media pembelajaran mutkahir.
a.       Media berbasis telekomunikasi.
1)      Telekonferen.
2)      Kuliah jarak jauh.
b.      Media berbasis mikroprosesor
1)      Computer-asisted instruction.
2)      Permainan komputer.
3)      Sistem tutor intelijen.
4)      Interaktif.
5)      Hypermedia.
6)      Compact (video) disc.(Sells & Glasgow, 1990).

E.  Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Sudjana & Ahmad (1991) dalam menggunakan media pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: (1) menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan, (2) menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik, (3) menyajikan media dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana, dan (4) menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa kepentingan yang jelas. 
Sementara itu, Dwiyogo (2013) juga mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, yaitu: (1) tidak ada suatu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi tidak cocok untuk yang lain; (2) Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu pembelajaran saja tetapi merupakan bagian yan tak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional. Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi; (3) media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media; (4) penggunaan berbagai media dalam suatu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar selingan waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung; (5) pemilihan hendaknya obyektif (didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak pada kesenangan pribadi, dan (6) penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multi media tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, karena media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.  

F.   Faktor-faktor yang Mempelajari dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai prinsip-prinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan faktor-faktor lain, yaitu:
1.    Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.
2.    Program pengajaran. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalamannya.
3.    Sasaran program. Media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penggunannya.
4.    Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan kegairahannya.
5.    Kualitas teknik. Barangkali ada rekaman suara atau gambar-gambar dan alat-alat lainnya yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Misalnya suara atau gambar yang kurang jelas, keadaannya rusak, ketidaksesuaian dengan alat yang lainnya.(Fathurrohman & Sutikno, 2009). 

G.  Ketepatan Penggunaan Media Pembelajaran
Ketepatan penggunaan media pembelajaran berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai. Ketepatan dalam penggunaan media berkaitan dengan pertanyaan, apakah dalam penggunaan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik secara optimal dengan memperhitungkan resiko biaya dan tenaga seefisien mungkin. Boleh jadi ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencaai suatu tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaannya maupun dengan penggunaannya atau sebaliknya. Guru memiliki fungsi untuk mempertemukan media yang efektif sekaligus efisien atau sekurang-kurangnya menekan jarak di antara keduanya.

H.  Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Apabila guru akan menggunakan media pembelajaran dengan cara memanfaatkan media yang telah ada, maka perlu diperhatikan kriteria pemilihan media pembelajaran, sebagai berikut ini.
1.        Apakah topik yang akan dibahas dalam media tersebut dapat menarik minat anak didik untuk belajar?
2.        Apakah materi yang terkandung dalam media tersebut penting dan berguna bagi anak didik?
3.        Apakah media itu sebagai sumber pengajaran yang pokok, apakah isinya relevan dengan kurikulum yang berlaku?
4.        Apakah materi yang disajikan otentik dan aktual, ataukah informasi yang sudah lama diketahui dan peristiwanya telah terjadi?
5.        Apaka fakta dan konsepnya terjamin kecermatannya atau ada suatu hal yang masih diragukan?
6.        Apakah format penyajiannya berdasarkan tata urutan belajar yang logis?
7.        Apakah pandangannya obyekif dan tidak mengandung unsur propaganda atau hasutan terhadap anak didik?
8.        Apakah narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat standar kualitas teknis?
9.        Apakah bobot penggunaan bahasa, simbol-simbol dan ilustrasi sesuai dengan tingkat kematangan berfikir anak didik?
10.    Apakah sudah diuji kesahihannya (validitas)? (Fathurrohman & Sutikno, 2009). 
Sebagai tambahan pengayaan sub-kajian di atas, yang tidak pentingnya adalah bahwasanya pemilhan media pembelajaran selalu menyesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran/mata kuliah yang diampu oleh guru/dosen yang bersangkutan. Oleh karena, pada hakekatnya media yang digunakan pada suatu mata pelajaran tertentu, belum tentu cocok digunakan pada mata pelajaran yang lainnya.

I.     Langkah-langkah Mempergunakan Media Pembelajaran
Menurut Fathurrohman & Sutikno (2009) ada enam langkah yang bisa di-tempuh guru dalam mengajar yang mempergunakan media, yakni:
1.    Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
2.    Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3.    Persiapan kelas. Anak didik dan kelas dipersiapkan sebelum pelajaran dengan bermedia dimulai. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran.
4.    Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran.
5.    Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatan media oleh siswa sendiri dengan mempraktekkannya atau oleh guru langsung baik di kelas atau di luar kelas.
6.    Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

J.    Evaluasi Media Pembelajaran
Sebagai rangkaian terakhir dari pembahasan mengenai media pembelajaran ini adalah bahwasanya setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran, muncul pertanyaan seberapa efektif tidaknya media pembelajaran yang telah digunakan. Keefektifan media pembelajaran yang telah digunakan guru secara umum bersumber dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan berikut ini.
1.    Apakah media pembelajaran yang digunakan efektif?
2.    Dapatkah media pembelajaran itu diperbaiki dan ditingkatkan?
3.    Apakah media pembelajaran itu efektif dari segi biaya dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa?
4.    Kriteria apa yang digunakan untuk memilh media pembelajaran itu?
5.    Apakah isi pembelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu?
6.    Apakah prinsip-prinsip utama penggunaan media yang dipilih telah diterapkan?
7.    Apakah media pembelajaran yang dipilih dan digunakan benar-benar menghasilkan hasil belajar yang direncanakan?
8.    Bagaimana sikap siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan? (Arsyad, 2007).
Evaluasi media pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain seperti diskusi kelas dan kelompok interviu perorangan, observasi mengenai perilaku siswa, dan evaluasi media pembelajaran yang telah tersedia.
Sementara itu Walker & Hess (1984) memberikan kriteria dalam mereviu media pembelajaran perangkat lunak yang berdasarkan kepada kualitas.
1.    Kualitas isi dan tujuan.
a.       Ketepatan
b.      Kepentingan
c.       Kelengkapan
d.      Keseimbangan
e.       Minat/perhatian
f.        Keadilan
g.      Kesesuaian dengan situasi siswa.
2.    Kualitas instruksional.
a.       Memberikan kesempatan belajar
b.      Memberikan bantuan untuk belajar
c.       Kualitas memotivasi
d.      Fleksibilitas instruksionalnya
e.       Hubungan dengan program pembelajaran lainnya
f.        Kualitas sosial interaksi instruksionalnya
g.      Kualitas tes dan penilaiannya
h.      Dapat memberi dampak bagi siswa
i.        Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya
3.    Kualitas teknis.
a.       Keterbacaan
b.      Mudah digunakan
c.       Kualitas tampilan/tayangan
d.      Kualitas penanganan jawaban
e.       Kualitas pengelolaan programnya
f.        Kualitas pendokumentasiannya

K.  Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dikemukakan simpulan-simpulan sebagai berikut:
1.        Media pembelajaran adalah bagian integral dari proses belajar mengajar.
2.        Media dapat dimuat dalam teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi terpadu.
3.        Media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
4.        Sesuatu dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran.
5.        Tidak ada suatu media pembelajaran yang paling unggul untuk semua tujuan. Suatu media hanya cocok untuk suatu pembelajaran tertentu, tetapi tidak cocok untuk yang lain.
6.        Media pembelajaran dapat digunakan secara massal, kelompok besar dan kelompok kecil maupun perorangan.
7.        Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi media pembelajaran tradisional dan media pembelajaran mutakhir.
8.        Media pembelajaran pada hakikatnya berfungsi sebagai: (a) alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, (2) membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan (3) mempertinggi mutu belajar mengajar.
9.        Media pembelajaran apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya  adalah untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media.
10.    Media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
11.    Pada hakikatnya penggunaan media pembelajaran lebih banyak tergantung pada guru. Oleh karena itu, guru dituntut selain mampu menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efisien, seorang guru dituntut untuk kreatif dan selalu melakukan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar. Perlu dipahami guru adalah media yang utama. Sedangkan media pembelajaran adalah alat bantu. Guru adalah bukan satu-satunya sumber belajar dan satu-satunya media, tetapi tetapi mempunyai posisi yang strategis tidak hanya sebagai ‘aktor’ tetapi juga sekaligus ‘sutradara’ bagaimana mempunyai pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning).

DAFTAR PUSTAKA

Bretz, R. & Schmidbauer, M. 1983. Media for Interactive Communication. London: SAGE Publications Ltd.
Bruner, J.S. 1966. Toward a Theory of Instruction. New York: Norton.
Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pembelajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Degeng, I.N.S. 1990a. Pokok-Pokok Pikiran Ke Arah Pengembangan Fungsi Pusat Sumber Belajar. Makalah disajikan dalam Seminar Pengembangan Pusat Sumber Belajar IKIP Malang, tanggal 3 Februari 1990.
Degeng, I.N.S. 1990a. Disain Pembelajaran: Teori ke Terapan. Malang: Proyek Penulisan Buku Teks, FPS IKIP Malang.
Degeng, I.N.S. 2008. Media Pembelajaran: Menuju Pribadi Unggul Lewat Perbaikan Kualitas Belajar Mengajar. Surabaya: Program Pascasarjana, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Dwiyogo, W.D. 2013. Media Pembelajaran. Malang: Wineka Media.
Fathurrohman, P. & Sutikno, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Gagne, R.M. & Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Gagne, R.M. 1985. The Conditions of Learning and Theory of Instruction. Second edition. Glenview, Illinois: Scott, Foresman and Company.

Gagne, R.M., Briggs, L.J. & Wager, W.W. 1988. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Harmin, M. & Toth, M. 2012. Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi: Buku Pegangan Lengkap untuk Guru Masa Kini. Terjemahan oleh Bethari Anissa Ismayasari. Jakarta: PT Indeks.

Kemp, J.E. 1985. The Instructional Design Process. New York: Harper & Row.
Kusmintarjo, H., dkk.  2007. Katalog Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Edisi Juni 2007. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.
Martin, B.L. & Briggs, L.J. 1986. The Affective and Cognitive Domains: Integration for Instruction and Research. Englewood Cliffs, N.J.: Educational Technology Publications.
Sells, B.B. & Glasgow, Z. 1990. Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru Bandung.
Sudjana, N. & Ahmad. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Walker, D.F. & Hess, R.D. 1984. Instructional Software: Principles and Perspectives for Design and Use. Belmont: Wadsworth Publishing Company.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFORMASI PENDIDIKAN: UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

REFORMASI PENDIDIKAN: Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Hari Karyono*) Memperhatikan potret pendidikan nasional saat ini. Da...