MEDIA
PEMBELAJARAN*)
Oleh:
Dr. Hari Karyono, M.Pd
(today.karyono@gmail.com)
Dosen Pascasarjana
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
A.
Pendahuluan
Peningkatan mutu pelaksanaan
pembelajaran di sekolah dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya
adalah dengan memaksimalkan peran
guru dalam menggunakan media pembelajaran.
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa
dalam menentukan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, siswa akan mendapat keuntungan
yang signifikan jika ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik
tipe atau gaya belajarnya.
Media secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Sementara itu, AECT (Association
of Education and Communication Technology, 1977) mendefinisikan bahwa media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu, seorang guru
dituntut agar mampu menggunaan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah,
dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir.
--------------------
*) Disampaikan
pada kegiatan Peningkatan Mutu Kegiatan Proses Belajar Mengajar di SMPN 38 Surabaya Kerjasama antara
SMPN 38 Surabaya dengan Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya Pada hari Sabtu, tanggal
12 September 2015 di Gedung
Pascasarjana Lt. II Ruang Teater Kampus Menanggal Unipa Surabaya
Pada hakekatnya, guru bukan
satu-satunya sumber belajar. Tetapi guru juga harus menjadi media yang efektif
dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang tersedia dan secanggih apapun,
tidak ada artinya apabila tidak digunakan secara efektif dalam pembelajaran.
Disinilah peran vital guru sebagai media utama dalam pembelajaran dengan
memanfaatkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang ada di sekitar
sekolah atau dan disekitar lingkungan sekolah.
Telaah tentang peran guru dalam konteks
media pembelajaran, maka pada dasarnya guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi: (1) media
sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (2)
fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (3) seluk beluk proses
belajar; (4) hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan; (5) nilai
atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; (6) pemilihan dan penggunaan
media pendidikan; (7) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; (8)
berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; (9) media pendidikan dalam setiap
mata pelajaran; dan (10) usaha inovasi dalam media pendidikan (Hamalik,
1994).
Makalah singkat ini berikut ini
membahas tentang media pembelajaran. Pembahasan dimulai dari pengertian media
pembelajaran sampai dengan evaluasi media pembelajaran. Diharapkan setelah
mempelajari sub-judul makalah berikut ini, pembaca (guru) dapat memahami dan
mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun di
luar kelas serta dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan
sekitar siswa.
B. Pengertian
Media Pembelajaran
Martin & Briggs (1986)
mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan
untuk melakukan komunikasi dengan mahasiswa. Ini bisa berupa perangkat keras,
seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat lunak yang digunakan pada
perangkat-perangkat keras itu. Dengan menggunakan batasan Martin dan Briggs,
pengajar juga termasuk media pembelajaran, sehingga merupakan bagian dari
kajian strategi penyampaian.
Sekurang-kurangnya ada 5 (lima) cara
dalam mengklasifikasi media pembelajaran untuk keperluan memprekripsikan
strategi penyampaian (suatu strategi bagaimana cara menyampaikan isi
pembelajaran kepada mahasiswa): (1) tingkat kecermatan representasi, (2) tingkat
interaksi yang mampu ditimbulkannya, (3) tingkat kemampuan khusus yang
dimilikinya, (4) tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya, dan (5) tingkat
biaya yang diperlukan.
Tingkat kecermatan representasi suatu
media bisa diletakkan dalam suatu garis kontinum, seperti: benda konkrit, media
pandang-dengar, seperti film bersuara; media pandang, seperti gambar atau
diagram; media dengar, seperti rekaman suara dan simbul-simbul tertulis. Bagaimanapun
juga, kontinum ini bisa bervariasi untuk suatu pembelajaran. Misalnya,
pembelajaran untuk suatu konser musik akan memiliki variasi kontinum yang
berbeda menurut tingkat kecermatan representasinya.
Bruner (1966) dalam pengembangan teori
pembelajarannya, mengemuka-kan bahwa suatu pembelajaran harus bergerak dari
pengalaman langsung, ke representasi ikonik (seperti dalam gambar dan film),
dan selanjutnya ke repre-sentasi simbolik (seperti: kata atau simbol-simbol
lain). “Instructional media not only
provide the necessary concrete experiences, but also help students integrate
prior experiences” (Heinich, Molenda, dan Russell, 1985, hlm. 9). Banyak
mahasiswa telah melihat berbagai aspek bagaimana cara pengaspalan jalan raya.
Mereka melihat banyak kendaraan pengangkut bahan, seperti batu dan pasir.
Mereka juga telah melihat cara menata batu, serta ukurannya. Mereka melihat
bagaimana cara membakar aspal dan menuangkannya ke atas batu yang telah dtata.
Mereka juga melihat alat-alat besar lainnya, seperti bagaimana silinder
bekerja. Bagaimanapun juga, mereka sering mendapat pengalaman ini secara
terpisah-pisah. Di suatu tempat mahasiswa melihat bagaimana menata batu, dan di
tempat lain mereka melihat bagaimana membakar aspal, dan seterusnya.
Bagaimanapun juga, mereka perlu memiliki pengalaman yang terintegrasi yang
menggambarkan bagaimana cara pembangunan sebuah jalan raya. Media film tentang
pembuatan jalan raya akan dapat mengintegrasikan semua tahapan ini, sehingga
pengalaman-pengalaman mahasiswa yang terpisah-pisah tadi terintegrasi ke dalam
suatu abstraksi yang bermakna.
Tingkat interaksi yang mampu
ditimbulkan oleh suatu media juga dapat di-bentangkan dalam suatu kontinum,
tetapi titik-titik dalam kontinum ini ditunjukkan oleh jenis media yang
berbeda: komputer, pengajar, buku kerja, buku teks/rekaan, dan siaran
radio/televisi. Media-media ini juga mempunyai kemampuan menyajikan berbagai
media yang telah dikemukakan sebelumnya. Misalnya, pengajar dapat menyajikan
semua media dari benda konkrit sampai simbul-simbul verbal. Buku kerja dapat
menyajikan gambar, diagram, serta simbul-simbul tertulis. Juga dimungkinkan untuk
menggunakan media secara tekombi-nasi, seperti buku kerja dengan film atau
benda konkrit bila sedang bekerja di laboratorium. Atau, buku kerja dikombinasi
dengan buku teks atau siaran radio. Atau juga simbul-simbul tertulis dengan
film atau benda-benda konkrit. Kombinasi-kombinasi lainpun dapat diciptakan
untuk keperluan suatu pembelajaran.
Tingkat kemampuan khusus yang dimiliki
oleh suatu media juga dapat dipakai untuk mempreskripsikan
strategi penyampaian. Tiap media dari berbagai media yang telah dibicarakan di
atas, baik dari kontinum tingkat kecamatan maupun tingkat interaktifnya, dapat
diidentifikasi karakteristik khusus yang dimilikinya. Karakteristik khusus yan dimaksud
adalah kemampuannya dalam menyajikan sesuatu yang tidak dapat disajiakn oleh
media lain. Media-media yang mempunyai kemampuan khusus inilah yang amat
berpengaruh dalam menetapkan strategi penyampaian.
Kemampuan-kemampuan khusus suatu media
dapat dilihat dari kecepatannya dalam menyajikan sesuatu, seperti film tentang
pembangunan jalan raya akan lebih cepat memberi gambaran tentang bagaimana
tahapan pembuatan jalan raya, dibandingkan dengan mengamati langsung ke lokasi
yang memakan waktu lama sampai jalan itu selesai. Kemampuan simulatif, seperti
dalam simulator terbang yang memungkinkan seorang pilot dapat mendaratkan
sebuah pesawat sepuluh kali dalam satu jam tanpa harus lepas landas lagi setiap
akan mengambil posisi mendapat berikutnya.
Kemampuan-kemampuan khusus juga sering
dimiliki oleh media-media yang tingkat kecermatan representasinya rendah. Media
rekaman, umpamanya, tidak terikat oleh waktu dan ruang. Media ini tingkat
kecermatannya rendah, tetapi ia memiliki kemampuan khusus untuk menyajikan sesuatu
yang sudah berlalu dan tak dapat diulangi.
Tingkat pengaruh motivasional yang
dimiliki suatu media juga penting artinya untuk keperluan mempreskripsinya
strategi penyampaian. Namun perlu dicatat bahwa pengaruh motivasional ini
seringkali amat bervariasi sejalan dengan perbedaan perseorangan di antara
mahasiswa belajar. Umpamanya, seorang pengajar, sebagai media belajar, dapat
bertindak sebagai motivator bagi seorang mahasiswa, tetapi pada saat yang sama,
ia justru menghancurkan motivasi belajar mahasiswa yang lain. Yang jelas, bahwa media pembelajaran yang
digunakan oleh guru/dosen harus dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar
siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat dioptimalkan.
C. Fungsi dan
Manfaat Media Pembelajaran
1.
Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sudjana & Ahmad (1991)
dalam kegiatan proses belajar mengajar, fungsi media pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a.
Penggunaan
media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
b.
Penggunaan
media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang
harus dikembangkan guru.
c.
Media dalam
pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d.
Penggunaan
media dalam pengajaran bukan semata-mata
sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e.
Penggunaan
media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f.
Penggunaan
media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
2.
Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2007) berdasarkan
pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis media
pembelajaran di dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut ini.
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak , sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang, dan waktu:
1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk
ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide,
realita, film, radio atau model;
2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak
tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau
gambar;
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau
terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video,
film, foto, slide disamping secara verbal.
4) Objek atau proses yang amat rumit seperti
peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide,
atau simulasi
5) Kejadian
6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung
berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman
seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kpada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau
kebun binatang.
D. Macam-macam
Media Pembelajaran
Pengelompokan
macam-macam media pembelajaran apabila dilihat dari perkembangan teknologi
dapat dibagi menjadi dua kategori yang
luas, yaitu pilihan media pembelajaran tradisional dan media pembelajaran
mutkahir.
1. Pilihan media pembelajaran tradisional.
a. Visual diam yang diproyeksikan.
1) Proyeksi opaque
(tak tembus pandang).
2)
Proyeksi overhead.
3)
Slides.
4)
Filmstrips.
b. Visual yang tak diproyeksikan.
1) Gambar, poster.
2) Foto.
3) Charts, grafik, diagram.
4) Pameran, papan info, papan-bulu.
c. Audio.
1) Rekaman piringan.
2)
Pita
kaset, reel, catridge.
d. Penyajian multimedia
1) Slide plus suara (tape).
2) Multi-image.
e. Visual dinamis yang diproyeksikan.
1) Film.
2) Televisi.
3) Video.
f.
Cetak.
1) Buku teks.
2) Modul, teks terprogram.
3) Workbook.
4) Majalah ilmiah, berkala.
5) Lembaran lepas (hand-out).
g. Permainan.
1) Teka-teki.
2) Simulasi.
3) Permainan peran.
h. Realia.
1) Model
2) Specimen (contoh).
3) Manipulatif.
2. Pilihan media pembelajaran mutkahir.
a. Media berbasis telekomunikasi.
1) Telekonferen.
2) Kuliah jarak jauh.
b. Media berbasis mikroprosesor
1) Computer-asisted
instruction.
2) Permainan komputer.
3) Sistem tutor intelijen.
4) Interaktif.
5) Hypermedia.
6) Compact
(video) disc.(Sells &
Glasgow, 1990).
E. Prinsip-Prinsip
Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Sudjana & Ahmad (1991)
dalam menggunakan media pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain: (1) menentukan jenis media dengan tepat.
Artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai
dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan, (2) menetapkan atau
mempertimbangkan subyek dengan tepat. Artinya, perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik, (3)
menyajikan media dengan tepat. Artinya teknik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana,
dan (4) menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi
yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media
digunakan. Tentu tidak setiap saat menggunakan media pengajaran, tanpa
kepentingan yang jelas.
Sementara itu, Dwiyogo (2013) juga
mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru
dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, yaitu: (1) tidak ada suatu
media yang paling unggul untuk semua tujuan. Suatu media hanya cocok untuk
tujuan pembelajaran tertentu, tetapi tidak cocok untuk yang lain; (2) Media
adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa
media bukan hanya sekedar alat bantu pembelajaran saja tetapi merupakan bagian
yan tak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar. Penetapan suatu media
haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perancangan instruksional.
Tanpa alat bantu mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi
tanpa media pembelajaran itu tidak akan terjadi; (3) media apapun yang hendak
digunakan, sasaran akhirnya untuk memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar
haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu media; (4)
penggunaan berbagai media dalam suatu kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar
selingan waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan
pembelajaran yang sedang berlangsung; (5) pemilihan hendaknya obyektif
(didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak pada kesenangan pribadi, dan (6) penggunaan
beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa. Penggunaan multi media
tidak berarti menggunakan media yang banyak sekaligus, karena media tertentu
dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
F.
Faktor-faktor yang Mempelajari dalam Pemilihan
Media Pembelajaran
Agar media pengajaran yang dipilih itu
tepat dan sesuai prinsip-prinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan
faktor-faktor lain, yaitu:
1. Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan
atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu perlu
masukan dari siswa.
2. Program pengajaran. Program pengajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik
menyangkut isi, struktur maupun kedalamannya.
3. Sasaran program. Media yang akan digunakan harus
dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi
bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu
penggunannya.
4. Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi
sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, baik ukuran,
perlengkapan maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak didik yang akan
mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan kegairahannya.
5. Kualitas teknik. Barangkali ada rekaman suara atau
gambar-gambar dan alat-alat lainnya yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan.
Misalnya suara atau gambar yang kurang jelas, keadaannya rusak, ketidaksesuaian
dengan alat yang lainnya.(Fathurrohman & Sutikno, 2009).
G. Ketepatan
Penggunaan Media Pembelajaran
Ketepatan penggunaan media
pembelajaran berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai. Ketepatan dalam
penggunaan media berkaitan dengan pertanyaan, apakah dalam penggunaan media
tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik secara optimal
dengan memperhitungkan resiko biaya dan tenaga seefisien mungkin. Boleh jadi
ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencaai suatu tujuan, namun
proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaannya maupun dengan
penggunaannya atau sebaliknya. Guru memiliki fungsi untuk mempertemukan media
yang efektif sekaligus efisien atau sekurang-kurangnya menekan jarak di antara
keduanya.
H. Kriteria
Pemilihan Media Pembelajaran
Apabila guru akan menggunakan media
pembelajaran dengan cara memanfaatkan media yang telah ada, maka perlu
diperhatikan kriteria pemilihan media pembelajaran, sebagai berikut ini.
1.
Apakah topik
yang akan dibahas dalam media tersebut dapat menarik minat anak didik untuk
belajar?
2.
Apakah materi
yang terkandung dalam media tersebut penting dan berguna bagi anak didik?
3.
Apakah media
itu sebagai sumber pengajaran yang pokok, apakah isinya relevan dengan
kurikulum yang berlaku?
4.
Apakah materi
yang disajikan otentik dan aktual, ataukah informasi yang sudah lama diketahui
dan peristiwanya telah terjadi?
5.
Apaka fakta
dan konsepnya terjamin kecermatannya atau ada suatu hal yang masih diragukan?
6.
Apakah format
penyajiannya berdasarkan tata urutan belajar yang logis?
7.
Apakah
pandangannya obyekif dan tidak mengandung unsur propaganda atau hasutan
terhadap anak didik?
8.
Apakah
narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat standar kualitas
teknis?
9.
Apakah bobot
penggunaan bahasa, simbol-simbol dan ilustrasi sesuai dengan tingkat kematangan
berfikir anak didik?
10. Apakah sudah diuji kesahihannya (validitas)? (Fathurrohman &
Sutikno, 2009).
Sebagai tambahan pengayaan sub-kajian
di atas, yang tidak pentingnya adalah bahwasanya pemilhan media pembelajaran
selalu menyesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran/mata kuliah yang diampu
oleh guru/dosen yang bersangkutan. Oleh karena, pada hakekatnya media yang
digunakan pada suatu mata pelajaran tertentu, belum tentu cocok digunakan pada
mata pelajaran yang lainnya.
I.
Langkah-langkah Mempergunakan Media Pembelajaran
Menurut Fathurrohman & Sutikno
(2009) ada enam langkah yang bisa di-tempuh guru dalam mengajar yang
mempergunakan media, yakni:
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan
media.
2. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan
media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
3. Persiapan kelas. Anak didik dan kelas dipersiapkan
sebelum pelajaran dengan bermedia dimulai. Guru harus dapat memotivasi mereka
agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media
pengajaran.
4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media.
Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran.
5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pemanfaatan media
oleh siswa sendiri dengan mempraktekkannya atau oleh guru langsung baik di
kelas atau di luar kelas.
6. Langkah evaluasi pengajaran. Sampai sejauh mana
tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan
media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
J.
Evaluasi Media Pembelajaran
Sebagai rangkaian terakhir dari
pembahasan mengenai media pembelajaran ini adalah bahwasanya setelah
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran,
muncul pertanyaan seberapa efektif tidaknya media pembelajaran yang telah digunakan.
Keefektifan media pembelajaran yang telah digunakan guru secara umum bersumber
dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan berikut ini.
1. Apakah media pembelajaran yang digunakan efektif?
2. Dapatkah media pembelajaran itu diperbaiki dan
ditingkatkan?
3. Apakah media pembelajaran itu efektif dari segi
biaya dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa?
4. Kriteria apa yang digunakan untuk memilh media
pembelajaran itu?
5. Apakah isi pembelajaran sudah tepat disajikan
dengan media itu?
6. Apakah prinsip-prinsip utama penggunaan media yang
dipilih telah diterapkan?
7. Apakah media pembelajaran yang dipilih dan
digunakan benar-benar menghasilkan hasil belajar yang direncanakan?
8. Bagaimana sikap siswa terhadap media pembelajaran
yang digunakan? (Arsyad, 2007).
Evaluasi media pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain seperti diskusi kelas dan kelompok
interviu perorangan, observasi mengenai perilaku siswa, dan evaluasi media
pembelajaran yang telah tersedia.
Sementara itu Walker & Hess (1984)
memberikan kriteria dalam mereviu media pembelajaran perangkat lunak yang
berdasarkan kepada kualitas.
1. Kualitas isi dan tujuan.
a. Ketepatan
b. Kepentingan
c. Kelengkapan
d. Keseimbangan
e. Minat/perhatian
f.
Keadilan
g. Kesesuaian dengan situasi siswa.
2. Kualitas instruksional.
a. Memberikan kesempatan belajar
b. Memberikan bantuan untuk belajar
c. Kualitas memotivasi
d. Fleksibilitas instruksionalnya
e. Hubungan dengan program pembelajaran lainnya
f.
Kualitas
sosial interaksi instruksionalnya
g. Kualitas tes dan penilaiannya
h. Dapat memberi dampak bagi siswa
i.
Dapat membawa
dampak bagi guru dan pembelajarannya
3. Kualitas teknis.
a. Keterbacaan
b. Mudah digunakan
c. Kualitas tampilan/tayangan
d. Kualitas penanganan jawaban
e. Kualitas pengelolaan programnya
f.
Kualitas
pendokumentasiannya
K. Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
dikemukakan simpulan-simpulan sebagai berikut:
1.
Media pembelajaran
adalah bagian integral dari proses belajar mengajar.
2.
Media dapat
dimuat dalam teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual,
teknologi komputer, dan teknologi terpadu.
3.
Media
pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar
kelas.
4.
Sesuatu
dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut digunakan untuk
menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran.
5.
Tidak ada
suatu media pembelajaran yang paling unggul untuk semua tujuan. Suatu media
hanya cocok untuk suatu pembelajaran tertentu, tetapi tidak cocok untuk yang
lain.
6.
Media
pembelajaran dapat digunakan secara massal, kelompok besar dan kelompok kecil
maupun perorangan.
7.
Media pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi media pembelajaran tradisional dan media
pembelajaran mutakhir.
8.
Media
pembelajaran pada hakikatnya berfungsi sebagai: (a) alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif, (2) membangkitkan motivasi belajar
peserta didik, dan (3) mempertinggi mutu belajar mengajar.
9.
Media
pembelajaran apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar siswa.
Kemudahan belajar haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu
media.
10. Media pembelajaran dapat meningkatkan proses
belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
11. Pada hakikatnya penggunaan media pembelajaran
lebih banyak tergantung pada guru. Oleh karena itu, guru dituntut selain mampu
menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efisien, seorang guru
dituntut untuk kreatif dan selalu melakukan inovasi dalam kegiatan belajar
mengajar. Perlu dipahami guru adalah media yang utama. Sedangkan media pembelajaran
adalah alat bantu. Guru adalah bukan satu-satunya sumber belajar dan
satu-satunya media, tetapi tetapi mempunyai posisi yang strategis tidak hanya
sebagai ‘aktor’ tetapi juga sekaligus ‘sutradara’ bagaimana mempunyai
pembelajaran yang menyenangkan (joyfull
learning).
DAFTAR PUSTAKA
Bretz, R. & Schmidbauer, M. 1983. Media for Interactive Communication. London:
SAGE Publications Ltd.
Bruner, J.S. 1966. Toward a Theory of Instruction. New York: Norton.
Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pembelajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: P2LPTK, Dirjen
Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Degeng, I.N.S. 1990a. Pokok-Pokok Pikiran Ke Arah Pengembangan Fungsi Pusat Sumber Belajar. Makalah
disajikan dalam Seminar Pengembangan Pusat Sumber Belajar IKIP Malang, tanggal
3 Februari 1990.
Degeng, I.N.S. 1990a. Disain Pembelajaran: Teori ke Terapan. Malang: Proyek Penulisan
Buku Teks, FPS IKIP Malang.
Degeng, I.N.S. 2008. Media
Pembelajaran: Menuju Pribadi Unggul Lewat Perbaikan Kualitas Belajar Mengajar.
Surabaya: Program Pascasarjana, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
Dwiyogo, W.D. 2013. Media Pembelajaran. Malang: Wineka Media.
Fathurrohman, P. & Sutikno, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep
Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Gagne, R.M. & Briggs, L.J.
1979. Principles of Instructional Design.
New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gagne, R.M. 1985. The Conditions of Learning and Theory of
Instruction. Second edition. Glenview, Illinois: Scott, Foresman and
Company.
Gagne, R.M., Briggs, L.J. &
Wager, W.W. 1988. Principles of
Instructional Design. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Harmin, M. &
Toth, M. 2012. Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi: Buku Pegangan Lengkap untuk Guru
Masa Kini. Terjemahan oleh Bethari
Anissa Ismayasari. Jakarta: PT Indeks.
Kemp, J.E. 1985. The Instructional Design Process. New
York: Harper & Row.
Kusmintarjo, H., dkk. 2007. Katalog
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Edisi Juni 2007. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Malang.
Martin, B.L. & Briggs, L.J. 1986. The Affective and Cognitive Domains:
Integration for Instruction and Research. Englewood Cliffs, N.J.:
Educational Technology Publications.
Sells, B.B. & Glasgow, Z. 1990. Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru
Bandung.
Sudjana, N. & Ahmad. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Walker, D.F. & Hess, R.D. 1984.
Instructional Software: Principles and
Perspectives for Design and Use. Belmont: Wadsworth Publishing Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar