Rabu, 21 Februari 2018

INDONESIA, NEGARA KEPULAUAN DAN PARIWISATA





INDONESIA, NEGARA KEPULAUAN DAN PARIWISATA

 
Hari Karyono*)

Indonesia sangat potensial sebagai negara tujuan wisata. Indonesia disebut juga sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai negara kepulauan terbesar  di dunia, Indonesia terdiri dari 17.508 pulau, termasuk 9.638 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km serta luas laut sekitar 3,1 juta km2, sehingga wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia dengan memiliki ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padang lamun (sea grass beds). Di Indonesia ada 5 dari 13 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (Borneo) sebagai pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas total 726.000 km² dan wilayah Indonesia seluas 539.460 km², Sumatera sebagai pulau terbesar keenam dengan luas 443.068 km², Papua sebagai pulau terbesar kedua didunia dengan luas total 800.000 km² dan wilayah Indonesia seluas 421.981 km², Sulawesi sebagai pulau terbesar kesebelas di dunia dengan luas total 174,600 km² dan pulau Jawa sebagai pulau terbesar ketigabelas di dunia dengan luas 138.793,6 km2
Negara kepulauan identik dengan sektor pariwisata. Indonesia memiliki banyak keanekaragaman adat istiadat, bahasa, agama, baju daerah, tarian, alat musik, dan yang lainya menjadi penunjang pariwisata di Indonesia. Dengan beribu – ribu pulau Indonesia menyajikan wisata yang sangat beraneka ragam dan keindahannya luar biasa. Keindahan alam indonesia sangat di dukung dengan iklim yang bagus, sebagai negara tropis. Indikator-indikator keanekaragaman budaya ini menjadikan Indonesia sebagai daerah tujuan wisata yang sangat potensial.
Mencermati potensi Indonesia dari sudut pandang negara kepulauan. Indonesia sangat potensial sebagai negara tujuan wisata di dunia. Dibandingkan dengan negara tetangga, luasnya wilayah, jumlah pulau-pulau yang terdapat di Indonesia, mempunyai nilai lebih dibanding negara-negara ASEAN dan Asia. Permasalahannya berdasarkan pengamatan penulis, saat ini promosi pariwisata di Indonesia belum optimal.
Sektor pariwisata Indonesia pernah mengalami zaman keemasan. Pada saat pariwisata dibawah naungan Deparpostel (Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi). Demikian pula promosi sangat gencar dilakukan. Di Indonesia, lembaga non struktural yang mempromosikan pariwisata di dalam dan terutama di luar negari adalah PPPI (Pusat Promosi Pariwisata Indonesia). Pada saat itu di luar negeri pun ada beberapa pusat promosi pariwisata Indonesia, seperti di Berlin, dsbnya.
Event yang sangat fenomenal adalah dengan dicanangkannya “Visit Indonesia 1991” dan “Visit ASEAN 1992”. Event ini memberikan kontribusi sebagai instrumen yang menstimulasi industri pariwisata (perhotelan, travel agent, restaurant, entertainment, dsbnya). Peran kantor-kantor kedutaan Indonesia di luar negeri juga duta-duta kesenian ke luar negeri menjadi promosi yang efektif bagi pariwisata Indonesia.
Pada moment pesta demokrasi saat ini, apabila kita amati sektor pariwisata belum banyak dilirik sebagai sektor yang akan dikembangkan. Pada kandidat (calon) bupati/walikota dan calon gubernur ataupun petahana sedikit sekali yang menoleh ke sektor pariwisata. Hal ini nampak dari acara dialog dan debat antar kandidat yang ditayangkan oleh TV nasional. Sektor pariwisata belum menjadi prioritas dalam program-program yang diekspos dalam kampanye para kandidat.
Sudah saatnya sektor pariwisata memperoleh tempat yang proporsional. Oleh karena itu perlu good will dari pemerintah dan kementerian terkait untuk memberikan insentif dan regulasi, sehingga sektor pariwisata menjadi bangkit dan dapat menarik dollar lebih banyak masuk ke Indonesia. Jargon yang terkenal dalam promosi pariwisata untuk wisatawan mancanegara yang cukup populer adalah “banyak wisatawan datang, lama menginap dan banyak belanja”, nampaknya masih relevan untuk sektor pariwisata saat ini.
Sektor pariwisata pernah menjadi primadona sebagai instrumen untuk pendapatan negara dari non pajak. Kedatangan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia dapat menghasilkan pendapatan negara. Belum lagi efek ganda (multiply effect) di daerah-daerah tujuan wisata. Akan banyak pekerjaan/profesi sebagai dampak bagi ramainya sektor pariwisata ini. Di kantong-kantong yang ramai kunjungan di tujuan wisata, disamping hotel, homestay yang diusahakan oleh penduduk sekitar daerah tujuan wisata, demikian juga souvenirshop, pemandu wisata dan jasa-jasa lainnya yang diperlukan wisatawan seperti money changer, dsbnya.
Indonesia sebagai negara kepulauan adalah salah satu ikon saja dari hamparan permata di nusantara yang menjadi daya tarik pariwisatra. Masih banyak daya tarik pariwisata yang bisa lebih banyak mendatangkan wisatawan datang ke Indonesia, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sudah saatnya pariwisata Indonesia menjadi primadona sebagai sektor andalan. Keanekaragaman budaya dan adat-istiadat dapat dijadikan “paket wisata” bagi travel agent untuk membuat tour intenary (rencana perjalanan). Dan tidak kalah pentingnya adalah akses ke wisata utama lebih mudah ditempuh oleh berbagai sarana angkutan umum.

*) Penulis adalah dosen Pacsasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, penulis buku-buku pariwisata dan anggota Malang Scripter Community (MSC) Malang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFORMASI PENDIDIKAN: UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

REFORMASI PENDIDIKAN: Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Hari Karyono*) Memperhatikan potret pendidikan nasional saat ini. Da...