Sabtu, 06 Januari 2018

CARA MENYUSUN MODUL



CARA MENYUSUN MODUL PEMBELAJARAN*)

Oleh:
Dr. Hari Karyono, M.Pd
(today.karyono@gmail.com)
Dosen Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

A. Pendahuluan
1.      Deskripsi Singkat
Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya adalah melalui penerapan pendekatan berbasis kompetensi. Pendekatan berbasis kompetensi digu-nakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan prosedur pe-nilaian.
Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan konsekuensi logis diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi di sekolah. Oleh karena pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam pe-laksanaan pembelajarannya. Modul dapat membantu sekolah dalam me-wujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan modul dapat meng-kondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sedemikian rupa, sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Oleh karena itu, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung  memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para peserta didiknya melalui tatap muka, tetapi cukup dengan melalui modul tersebut.
            ------------------
*) Makalah disampaikan Disampaikan dalam rangka Workshop Penyusunan Modul Bagi Guru Sekolah Dasar Katolik se Malang Raya Pada Tanggal 24 Juli 2010 Di Aula SDK Santa Maria II Kota Malang


Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen yang mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi. Di samping itu, modul pembelajaran juga disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas.

2.      Tujuan Pembelajaran Umum
Dengan mempelajari modul ini peserta workshop dapat memahami pengertian modul dan dapat menulis modul pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.

3.      Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari modul ini peserta workshop akan dapat :
a.       Menjelaskan pengertian modul
b.      Menyebutkan karakteristik modul
c.       Menjelaskan fungsi dan tujuan penulisan modul
d.      Menjelaskan pembelajaran dengan modul
e.       Menyebutkan prinsip penulisan modul
f.        Teknik Penulisan Modul
g.      Menyebutkan prosedur penulisan modul
h.      Menyebutkan struktur penulisan modul

4.      Waktu
1 x 45 menit

5.      Petunjuk Penggunaan Modul
a.       Bacalah isi modul ini dengan cermat.
b.      Setelah selesai membaca uraian materi dalam modul kerjakan test akhir di bagian akhir dari modul ini.
c.       Setelah selesai mengerjakan test akhir, cocokkan dengan kunci jawaban yang ada pada modul ini.
d.      Berikan penilaian dari jawaban atas tes akhir tersebut, dengan pedoman penskoran 1 soal 10, sehingga apabila benar semua nilainya 100.

B. Kegiatan Belajar 1

1.      Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini peserta didik dapat:
a.       Menjelaskan tentang pengertian modul;
b.      Menyebutkan karakteristik modul;
c.       Menjelaskan fungsi dan tujuan penulisan modul;
d.      Menjelaskan pembelajaran dengan modul.

2.      Uraian Materi

MODUL

a.      Pengertian Modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas se-cara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.

b.      Karakteristik Modul
1) Self Instructional; merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.Untuk memenuhi karakter self instructional, maka modul harus:
a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggam-barkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar;
b) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegi-atan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
c) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;
d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung-kinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik;
e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
f)   Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
g)  Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);
i)  Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
j) Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran.
2)      Self Contained; modul dikatakan self contained apabila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/ kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3)      Stand Alone (berdiri sendiri); merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain,  atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri,
4)      Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul  tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).
5)      Bersahabat/akrab (User Friendly); modul hendaknya juga menenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.

c.       Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul
1) Fungsi Modul
Fungsi modul adalah untuk aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction). Oleh karena itu, maka konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian, sehingga dengan begitu para peserta didik merasa cukup memahami bidang kajian mata pelajaran tertentu dari hasil belajar melalui modul ini.

         2)  Tujuan Penulisan Modul
Tujuan penulisan modul adalah sebagai berikut.
a)    Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
b)    Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru /instruktur.
c)    Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau peserta didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
d)    Memungkinkan siswa atau peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.


d.      Pembelajaran dengan Modul
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian informasi kepada peserta didik. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya. Informasi tersebut biasanya dikemas sebagai satu kesatuan yaitu bahan ajar (teaching material). Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar memungkinkan peserta didik mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar disusun dengan tujuan; (1)  membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu; (2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar; (3) memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran; serta (4) agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
Pembelajaran dengan modul adalah pendekatan pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Sistem belajar mandiri adalah cara belajar yang lebih menitikberatkan pada peran otonomi belajar peserta didik. Belajar mandiri adalah suatu proses di mana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri; merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri; mengidentifikasi sumber-sumber belajar; memilih dan melaksanakan strategi belajarnya; dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebe- basan, tanggung jawab dan kewenangan lebih besar kepada peserta didik.Peserta didik mendapatkan bantuan bimbingan dari guru/tutor atau orang lain, tapi bukan berarti harus bergantung kepada mereka. Belajar mandiri dapat dipandang sebagai proses atau produk. Sebagai proses, belajar mandiri mengandung makna sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan di mana peserta didik diberikan kemandirian yang relatif lebih besar dalam kegiatan pembelajaran. Belajar mandiri sebagai produk mengandung makna bahwa setelah mengikuti pembelajaran tertentu peserta didik menjadi seorang peserta didik mandiri.
Implikasi utama kegiatan belajar mandiri adalah perlunya mengopti- malkan sumber belajar dengan tetap memberikan peluang otonomi yang lebih besar kepada peserta didik dalam mengendalikan kegiatan belajarnya. Peran guru/tutor bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan, merangsang semangat belajar, memberi peluang untuk menguji/mempraktikkan hasil belajarnya, memberikan umpan balik tentang perkembangan belajar, dan membantu bahwa apa yang telah dipelajari akan berguna dalam kehidupannya. Untuk itulah diperlukan modul sebagai sumber belajar utama dalam kegiatan belajar mandiri.
Pembelajaran menggunakan modul bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: (1) meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka secara teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat; (2) menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan belajar peserta didik; (3) secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik secara bertahap melalui kriteria yang telah ditetapkan dalam modul; (4) mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta didik berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga tutor dapat memutuskan dan membantu peserta didik untuk memperbaiki belajarnya serta melakukan remediasi.
Tujuan pembelajaran menggunakan modul untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar peserta didik melalui kegiatan belajar mandiri. Pelaksanaan pembelajaran modul lebih banyak melibatkan peran peserta didik secara individual dibandingkan dengan tutor. Tutor sebagai fasilitator kegiatan belajar, hanya membantu peserta didik memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen.
Penggunaan modul didasarkan pada fakta bahwa jika peserta didik diberikan waktu dan kondisi belajar memadai maka akan menguasai suatu kompetensi secara tuntas. Bila peserta didik tidak memperoleh cukup waktu dan kondisi memadai, maka ketuntasan pelajaran akan dipengaruhi oleh derajat pembelajaran. Kesuksesan belajar menggunakan modul tergantung pada kriteria peserta didik didukung oleh pembelajaran tutorial. Kriteria tersebut meliputi ketekunan, waktu untuk belajar, kadar pembelajaran, mutu kegiatan pembelajaran, dan kemampuan memahami petunjuk dalam modul.

3.      Rangkuman
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas se-cara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar, dan evaluasi. Modul memiliki karakteristik seba-gai berikut: (1) self instructional; (2) self contained; (3) stand alone (berdiri sendiri); (4) adaptive; dan (5) bersahabat/akrab (user friendly).
Fungsi modul adalah untuk aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction). Oleh karena itu, maka konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian, sehingga dengan begitu para peserta didik merasa cukup memahami bidang kajian mata pelajaran tertentu dari hasil belajar melalui modul ini.
 Sementara itu, tujuan penulisan modul adalah: (1) memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, (2) mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/instruktur, (3) dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar serta memungkinkan siswa atau peserta didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, dan (4) memungkinkan siswa atau peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Penggunaan modul didasarkan pada fakta bahwa jika peserta didik diberikan waktu dan kondisi belajar memadai, maka akan menguasai suatu kompetensi secara tuntas. Apabila peserta didik tidak memperoleh cukup waktu dan kondisi memadai, maka ketuntasan pelajaran akan dipengaruhi oleh derajat pembelajaran. Kesuksesan belajar menggunakan modul tergantung pada kriteria peserta didik didukung oleh pembelajaran tutorial. Kriteria tersebut meliputi ketekunan, waktu untuk belajar, kadar pembelajaran, mutu kegiatan pembelajaran, dan kemampuan memahami petunjuk dalam modul.

4.      Tes Akhir
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat tetapi jelas !
1.      Tuliskanlah definisi modul menurut pengertian yang benar !
.................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
2.      Jelaskan karakteristik yang penting dari suatu modul !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
3.      Tuliskanlah tujuan penulisan modul bagi guru dan bagi peserta didik !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
4.      Jelaskan secara singkat apa arti dari ”belajar mandiri” !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
5.      Tuliskanlah secara singkat apa fungsi modul !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
6.      Apa artinya user friendly dalam konteks penggunaan bahasa benar ?
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
7.      Jelaskan bagaimana suatu modul memiliki daya adaptif yang tinggi !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
8.      Bagaimanakah peran guru/tutor dari pemberi informasi menjadi fasilitator belajar ?
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
9.      Jelaskan secara singkat apa hakekat dari proses pembelajaran !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................

10.  Informasi apa saja yang dapat disampaikan dalam proses pembelajar-an !
.................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................. ................................................................................................................
................................................................................................................
5.      Kunci Jawaban
1.      Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar, dan evaluasi.
2.      Self Instructional, merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.
3.      Tujuan penulisan modul:
a.       Bagi guru: mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera.
b.      Bagi peserta didik: memungkinkan siswa atau peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya
4.      Belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebe- basan, tanggung jawab dan kewenangan lebih besar kepada peserta didik.
5.      Fungsi modul adalah untuk aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction).
6.      Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan.
7.      Modul dikatakan mempunyai daya adaptif yang tinggi jika modul  tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).
8.      Peran guru/tutor bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan, merangsang semangat belajar, memberi peluang untuk menguji/mempraktikkan hasil belajarnya, memberikan umpan balik tentang perkembangan belajar, dan membantu bahwa apa yang telah dipelajari akan berguna dalam kehidupannya.
9.      Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian informasi kepada peserta didik.
10.  Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya.


























DAFTAR PUSTAKA

Blank, W. E. 1982. Handbook for Developing Competency Based Training Programme. London: Prentice Hall.
Burk, J. 1989. Competency Based Education and Training. London: The Patmer Press.
Departemen Kehutanan. 2006. Pedoman Penyusunan Modul Diklat. Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, Sekretariat Jenderal, Departemen Kehutanan.
Dharma, S. 2008. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan: Pengawas Pendidikan Dasar dan Menengah: Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependi-dikan, Departemen Pendidikan Nasional.

Hernawan, A. 2010. Teknik Penyusunan Modul Pelatihan. Bandung: Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. (Diakses tanggal 19 Juli 2010).

Mukhrish. 2009. Teknik Penyusunan Modul SMK. (Diakses tanggal 19 Juli 2010).
Suadinmath’s Blog.2010.Teknik Penyusunan Modul. (Blog pada WordPress.com., diakses tanggal 19 Juli 2010).
Subdit Pembelajaran Dit. PSMK. 2010. Pengembangan Modul Sekolah Menengah Kejuruan. (Diakses tanggal 19 Juli 2010).














GLOSARIUM


Adaptive                      : penyesuaian.

Alone                           : sendiri/mandiri.

Stand alone                 : berdiri sendiri.

Self assessment            : penilaian mandiri.

Self instructional         : pembelajaran mandiri.

Teaching material       : bahan pengajaran.

User friendly               : bersahabat/akrab.



                                                            INDEKS

A
alone

H
hardware

I
Instructional

O
Output

S
self
skill

T
teaching

U
User friendly

W
Workshop
Lampiran 1: Kerangka Modul

Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Kerangka modul tersusun sebagai berikut:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
I.    PENDAHULUAN
  1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
  2. Deskripsi
  3. Waktu
  4. Prasyarat
  5. Petunjuk Penggunaan Modul
  6. Tujuan Akhir
  7. Cek Penguasaan Standar Kompetensi
II.   PEMBELAJARAN
  1. Pembelajaran 1
    1. Tujuan
    2. Uraian Materi
    3. Rangkuman
    4. Tugas
    5. Tes
      1. Lembar Kerja Praktik
      2. Pembelajaran 2 – n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang dirancang)
        1. Tujuan
        2. Uraian Materi
        3. Rangkuman
        4. Tugas
        5. Tes
6.  Lembar Kerja Praktik
III.    EVALUASI
  1. Tes Kognitif
  2. Tes Psikomotor
  3. Penilaian Sikap
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA






Lampiran 2:  Langkah-langkah Penyusunan Modul

1.     Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Perlu disampaikan bahwa yang dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.
Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program tersebut dapat diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau lainnya. Analisis kebutuhan modul sebaiknya dilakukan oleh tim, dengan anggota terdiri atas mereka yang memiliki keahlian pada program yang dianalisis. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1.    Tetapkan satuan program yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan. Apakah merupakan program tiga tahun, program satu tahun, program semester atau lainnya.
2.    Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional untuk pelaksanaan program tersebut. Misal program tahunan, silabus, RPP, atau lainnya. Bila ada, pelajari program-program tersebut.
3.    Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang akan dipelajari, sehingga diperoleh materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai standar kompetensi tersebut.
4.    Selanjutnya, susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar yang dapat mewadahi materi-materi tersebut. Satuan atau unit ajar ini diberi nama, dan dijadikan sebagai judul modul.
5.    Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan tersebut, identifikasi mana yang sudah ada dan yang belum ada/tersedia di sekolah.
6.    Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhannya.

2. Format Analisis Kebutuhan Modul
Mata Pelajaran                            :
Standar Kompetensi                    :
Kompetensi Dasar
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
Judul Modul
Ketersediaan
Tersedia
Belum Tersedia















Setelah kebutuhan modul ditetapkan, langkah berikutnya adalah membuat peta modul. Peta modul adalah tata letak atau kedudukan modul pada satu satuan program yang digambarkan dalam bentuk diagram. Pembuatan peta modul disusun mengacu kepada diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam KTSP. Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemetaan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Silabus/RPP, (2) Pengetahuan,

Keterampilan, Sikap, (3) Analisis Kebutuhan, (4) Judul Modul, (5) Daftar Judul Modul, (6)
Analisis Kebutuhan, (7) Judul Modul, (8) Daftar Judul Modul, dan (9) Pemetaan.


CURRICULUM VITAE

Dr. Hari Karyono, M.Pd, lahir di Wlingi Blitar, tanggal 7 Februari 1955. Mengenyam pendidikan tinggi mulai pada Jenjang Sarjana Muda (BA) pada Jurusan Pendidikan Umum, FIP IKIP PGRI Malang lulus tahun 1985, kemudian pada jenjang Sarjana (Drs.) Jurusan Administrasi Pendidikan, FIP PGRI Malang tahun 1986, S1 kedua pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (S.Pd) pada IKIP Budi Utomo Malang 1997. Studi lanjut pada jenjang Program Magister (S2) Program Studi Manajemen Negeri Malang (M.Pd) dan pada jenjang Program Doktor (S3) Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang (Dr.) dengan predikat “Dengan Pujian” (IPK 3,97). Saat ini sebagai Kepala Sub Bagian Pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dan dosen tetap pada Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan dosen luar biasa pada Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), pengampu matakuliah: Manajemen Pelatihan, Pengantar Manajemen, Evaluasi Pembelajaran, Model-model Supervisi Pendidikan, Manajemen Keuangan, dsbnya.
Sejak tahun 1980 telah mulai menulis artikel di berbagai media massa, antara lain koran kampus Komunikasi, Suara Indonesia, Jawa Pos, Surya, Majalah Mahasiswa, Majalah Fakta, Majalah Psikologi Anda, Majalah Suara Guru. Menulis artikel ilmiah di jurnal SCIENTIA Unmer Malang, Jurnal Humas dan Jurnal Perpustakaan Universitas Negeri Malang, Jurnal IPS Univ. Negeri Jember.
Tulisannya yang berupa buku antara lain Ekonomi Pariwisata (1995), Etika Komunikasi Jilid 1 (1995), Etika Komunikasi Jilid 2 (1995), Usaha Pemasaran dan Perhotelan Jilid 1 dan Usaha Pemasaran dan Perhotelan Jilid 2 (1997), semuanya diterbitkan CV Angkasa Bandung. Kepariwisataan (1997) diterbitkan PT Gramedia Jakarta. Mengenal Plastik dan Daur Ulangnya, Alat Penyulingan (Distilasi) dan Pemanfaatannya, Cara Menjadi Seorang Pembawa Acara, Kepariwisataan Jilid 1, Kepa-riwisataan Jilid 2, Usaha Jasa Pariwisata Jilid 1 dan Usaha Jasa Pariwisata Jilid 2, semuanya diterbitkan UM Press (kedua buku terakhir ini dibeli oleh Bagian Proyek Pe-ningkatan Sarana Sekolah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun Anggaran 1998/1999). Modul Kewirausahaan dan Modul Internet diterbitkan oleh Penerbit Elang Mas Malang Tahun 2001, Supervisi Pendidikan, PTK: Teori dan Praktek, Tahun 2009, dsnya.
Penelitian yang pernah dilakukan antara lain: Persepsi Mahasiswa Terhadap La-yanan Perpustakaan IKIP Malang tahun 1993/1994,  Dukungan Dunia Usaha/Dunia In-dustri di Malang Terhadap Pelaksanaan Pemagangan Kerja Mahasiswa Program Diploma III Teknik Sipil dan Teknik Mesin FPTK IKIP Malang tahun 1999/2000, Manajemen Pendidikan Sistem Ganda tahun 2001 (tesis). Konsultan pada kegiatan penelitian “Evaluasi Implementasi Grand Policy Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pasuruan.” Supervisi Pengajaran untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru di Sekolah Dasar tahun 2007 (disertasi). Anggota penelitian Hibah Bersaing XV Tahun 2007: Integrasi Pendidikan Kesehatan Aplikatif Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) di Sekolah Dasar.
Memberikan diklat dan bimbingan penulisan PTK bagi guru, kepala sekolah, pengawas, dan widyaiswara, di berbagai kota/kabupaten di Jawa Timur Konsultan sekolah swasta di Jawa Timur dan konsultan sekolah unggulan di Kalimantan Timur dan pemateri KTSP di Sulawesi Selatan. Pemateri di Propinsi Dati I Jatim tentang Profesionalisme Pendidik, Inovasi Mode-model Pembelajaran dan Penulisan Makalah dan Artikel Ilmiah dalam Jurnal Karya Ilmiah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFORMASI PENDIDIKAN: UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

REFORMASI PENDIDIKAN: Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Hari Karyono*) Memperhatikan potret pendidikan nasional saat ini. Da...