CARA MENYUSUN MODUL PEMBELAJARAN*)
Oleh:
Dr. Hari Karyono, M.Pd
(today.karyono@gmail.com)
Dosen Pascasarjana
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
A.
Pendahuluan
1.
Deskripsi Singkat
Peningkatan
mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan berbagai cara, salah
satu diantaranya adalah melalui penerapan pendekatan berbasis kompetensi.
Pendekatan berbasis kompetensi digu-nakan sebagai acuan dalam pengembangan
kurikulum, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan
prosedur pe-nilaian.
Terkait
dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk
modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan konsekuensi
logis diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi di
sekolah. Oleh karena pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul
dalam pe-laksanaan pembelajarannya. Modul dapat membantu sekolah dalam
me-wujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan modul dapat
meng-kondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri,
tuntas dan dengan hasil (output) yang
jelas.
Modul
merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri
oleh peserta didik. Modul disebut juga media untuk
belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar
sendiri. Artinya, peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar tanpa
kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya
yang terdapat dalam modul ini diatur sedemikian rupa, sehingga ia seolah-olah
merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran
kepada murid-muridnya. Oleh karena itu, media ini sering disebut bahan
instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu
kepada para peserta didiknya melalui tatap muka, tetapi cukup dengan melalui
modul tersebut.
------------------
*) Makalah disampaikan Disampaikan dalam
rangka Workshop
Penyusunan Modul Bagi Guru Sekolah Dasar Katolik se Malang Raya Pada Tanggal 24 Juli 2010 Di Aula SDK Santa Maria II
Kota Malang
Untuk menghasilkan
modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran
yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan
beberapa elemen yang mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, daya tarik,
ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi. Di samping
itu, modul pembelajaran juga disusun berdasarkan
prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan,
pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi,
serta jaminan kualitas.
2.
Tujuan Pembelajaran Umum
Dengan mempelajari modul ini peserta workshop dapat memahami pengertian modul
dan dapat menulis modul pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkannya.
3.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah
mempelajari modul ini peserta workshop
akan dapat :
a. Menjelaskan pengertian modul
b. Menyebutkan karakteristik modul
c. Menjelaskan fungsi dan tujuan
penulisan modul
d. Menjelaskan pembelajaran dengan
modul
e. Menyebutkan prinsip penulisan
modul
f.
Teknik Penulisan Modul
g. Menyebutkan prosedur penulisan
modul
h. Menyebutkan struktur penulisan
modul
4.
Waktu
1 x 45 menit
5.
Petunjuk Penggunaan
Modul
a. Bacalah isi modul ini dengan
cermat.
b. Setelah selesai membaca uraian
materi dalam modul kerjakan test akhir di bagian akhir dari modul ini.
c. Setelah selesai mengerjakan test
akhir, cocokkan dengan kunci jawaban yang ada pada modul ini.
d. Berikan penilaian dari jawaban
atas tes akhir tersebut, dengan pedoman penskoran 1 soal 10, sehingga apabila
benar semua nilainya 100.
B. Kegiatan Belajar 1
1.
Tujuan
Setelah
mempelajari kegiatan belajar 1 ini peserta didik dapat:
a. Menjelaskan tentang pengertian
modul;
b. Menyebutkan karakteristik modul;
c. Menjelaskan fungsi dan tujuan
penulisan modul;
d. Menjelaskan pembelajaran dengan
modul.
2.
Uraian Materi
MODUL
a.
Pengertian Modul
Modul merupakan salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas se-cara utuh dan sistematis, didalamnya memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu
peserta didik menguasai tujuan belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai
sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar
sesuai dengan kecepatan masing-masing.
b.
Karakteristik Modul
1) Self Instructional; merupakan
karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan
seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.Untuk
memenuhi karakter self instructional,
maka modul harus:
a) Memuat
tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggam-barkan pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar;
b) Memuat
materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegi-atan yang kecil/spesifik,
sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
c)
Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran;
d)
Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung-kinkan untuk
mengukur penguasaan peserta didik;
e)
Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau
konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
f) Menggunakan
bahasa yang sederhana dan komunikatif;
g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h)
Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan
penilaian mandiri (self assessment);
i) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta
didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
j)
Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi
pembelajaran.
2)
Self Contained; modul dikatakan self contained apabila seluruh
materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari
konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan
yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu
standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan keluasan standar kompetensi/ kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh peserta didik.
3)
Stand Alone (berdiri sendiri); merupakan karakteristik modul
yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak
perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada
modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan
ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak
dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri,
4)
Adaptive; modul
hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dikatakan adaptif jika modul
tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan teknologi, serta
fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).
5)
Bersahabat/akrab
(User Friendly); modul hendaknya juga
menenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses
sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti,
serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.
c.
Fungsi dan Tujuan
Penulisan Modul
1) Fungsi Modul
Fungsi
modul adalah untuk aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction). Oleh karena itu, maka
konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah kelengkapan isi;
artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap
terbahas lewat sajian-sajian, sehingga dengan begitu para peserta didik merasa
cukup memahami bidang kajian mata pelajaran tertentu dari hasil belajar melalui
modul ini.
2)
Tujuan Penulisan Modul
Tujuan penulisan modul adalah sebagai berikut.
a)
Memperjelas
dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
b)
Mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru /instruktur.
c)
Dapat
digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan
gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau peserta
didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
d)
Memungkinkan
siswa atau peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
d.
Pembelajaran dengan Modul
Proses pembelajaran pada dasarnya
adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian informasi
kepada peserta didik. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan,
keahlian, skill, ide, pengalaman, dan
sebagainya. Informasi tersebut biasanya dikemas sebagai satu kesatuan yaitu
bahan ajar (teaching material). Bahan
ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar memungkinkan
peserta didik mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut
dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Bahan ajar disusun dengan tujuan; (1) membantu peserta didik dalam mempelajari
sesuatu; (2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar; (3) memudahkan
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran; serta (4) agar kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik.
Pembelajaran dengan modul adalah
pendekatan pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari
bahan kajian yang dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan
potensi dan kondisinya. Sistem belajar mandiri adalah cara belajar yang lebih
menitikberatkan pada peran otonomi belajar peserta didik. Belajar mandiri adalah
suatu proses di mana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan
orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri;
merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri; mengidentifikasi sumber-sumber
belajar; memilih dan melaksanakan strategi belajarnya; dan mengevaluasi hasil
belajarnya sendiri.
Belajar mandiri adalah cara belajar
yang memberikan derajat kebe- basan, tanggung jawab dan kewenangan lebih besar
kepada peserta didik.Peserta didik mendapatkan bantuan bimbingan dari
guru/tutor atau orang lain, tapi bukan berarti harus bergantung kepada mereka.
Belajar mandiri dapat dipandang sebagai proses atau produk. Sebagai proses,
belajar mandiri mengandung makna sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan
di mana peserta didik diberikan kemandirian yang relatif lebih besar dalam
kegiatan pembelajaran. Belajar mandiri sebagai produk mengandung makna bahwa
setelah mengikuti pembelajaran tertentu peserta didik menjadi seorang peserta
didik mandiri.
Implikasi utama kegiatan belajar
mandiri adalah perlunya mengopti- malkan sumber belajar dengan tetap memberikan
peluang otonomi yang lebih besar kepada peserta didik dalam mengendalikan
kegiatan belajarnya. Peran guru/tutor bergeser dari pemberi informasi menjadi
fasilitator belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan,
merangsang semangat belajar, memberi peluang untuk menguji/mempraktikkan hasil
belajarnya, memberikan umpan balik tentang perkembangan belajar, dan membantu
bahwa apa yang telah dipelajari akan berguna dalam kehidupannya. Untuk itulah
diperlukan modul sebagai sumber belajar utama dalam kegiatan belajar mandiri.
Pembelajaran menggunakan modul
bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: (1) meningkatkan efektivitas
pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka secara teratur karena kondisi
geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat; (2) menentukan dan
menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
belajar peserta didik; (3) secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi
peserta didik secara bertahap melalui kriteria yang telah ditetapkan dalam
modul; (4) mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta
didik berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga tutor dapat
memutuskan dan membantu peserta didik untuk memperbaiki belajarnya serta
melakukan remediasi.
Tujuan pembelajaran menggunakan
modul untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar peserta didik melalui
kegiatan belajar mandiri. Pelaksanaan pembelajaran modul lebih banyak
melibatkan peran peserta didik secara individual dibandingkan dengan tutor.
Tutor sebagai fasilitator kegiatan belajar, hanya membantu peserta didik
memahami tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi pelajaran, melakukan
evaluasi, serta menyiapkan dokumen.
Penggunaan modul didasarkan pada
fakta bahwa jika peserta didik diberikan waktu dan kondisi belajar memadai maka
akan menguasai suatu kompetensi secara tuntas. Bila peserta didik tidak
memperoleh cukup waktu dan kondisi memadai, maka ketuntasan pelajaran akan
dipengaruhi oleh derajat pembelajaran. Kesuksesan belajar menggunakan modul
tergantung pada kriteria peserta didik didukung oleh pembelajaran tutorial.
Kriteria tersebut meliputi ketekunan, waktu untuk belajar, kadar pembelajaran,
mutu kegiatan pembelajaran, dan kemampuan memahami petunjuk dalam modul.
3. Rangkuman
Modul merupakan salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas se-cara utuh dan sistematis, didalamnya memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta
didik menguasai tujuan belajar, dan evaluasi. Modul memiliki karakteristik
seba-gai berikut: (1) self instructional;
(2) self contained; (3) stand alone (berdiri sendiri); (4) adaptive;
dan (5) bersahabat/akrab (user friendly).
Fungsi
modul adalah untuk aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction). Oleh karena itu, maka
konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah kelengkapan isi;
artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap
terbahas lewat sajian-sajian, sehingga dengan begitu para peserta didik merasa
cukup memahami bidang kajian mata pelajaran tertentu dari hasil belajar melalui
modul ini.
Sementara itu, tujuan penulisan modul adalah: (1) memperjelas dan
mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, (2) mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun
guru/instruktur, (3) dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk
meningkatkan motivasi dan gairah belajar serta memungkinkan siswa atau peserta
didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, dan (4) memungkinkan siswa
atau peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Penggunaan modul didasarkan pada
fakta bahwa jika peserta didik diberikan waktu dan kondisi belajar memadai,
maka akan menguasai suatu kompetensi secara tuntas. Apabila peserta didik tidak
memperoleh cukup waktu dan kondisi memadai, maka ketuntasan pelajaran akan
dipengaruhi oleh derajat pembelajaran. Kesuksesan belajar menggunakan modul
tergantung pada kriteria peserta didik didukung oleh pembelajaran tutorial.
Kriteria tersebut meliputi ketekunan, waktu untuk belajar, kadar pembelajaran,
mutu kegiatan pembelajaran, dan kemampuan memahami petunjuk dalam modul.
4. Tes Akhir
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat tetapi
jelas !
1. Tuliskanlah definisi modul
menurut pengertian yang benar !
.................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
2. Jelaskan karakteristik yang
penting dari suatu modul !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
3. Tuliskanlah tujuan
penulisan modul bagi guru dan bagi peserta didik !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
4. Jelaskan secara singkat apa
arti dari ”belajar mandiri” !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
5. Tuliskanlah secara singkat
apa fungsi modul !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
6. Apa artinya user friendly dalam konteks penggunaan
bahasa benar ?
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
7. Jelaskan bagaimana suatu
modul memiliki daya adaptif yang tinggi !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
8. Bagaimanakah peran
guru/tutor dari pemberi informasi menjadi fasilitator belajar ?
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
9. Jelaskan secara singkat apa
hakekat dari proses pembelajaran !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................................
10. Informasi apa saja yang
dapat disampaikan dalam proses pembelajar-an !
.................................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
5. Kunci Jawaban
1.
Modul merupakan salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu
peserta didik menguasai tujuan belajar, dan evaluasi.
2.
Self Instructional, merupakan karakteristik penting dalam
modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri
dan tidak tergantung pada pihak lain.
3.
Tujuan
penulisan modul:
a. Bagi guru: mengatasi keterbatasan waktu,
ruang, dan daya indera.
b. Bagi peserta didik: memungkinkan siswa
atau peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya
4. Belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat kebe- basan, tanggung jawab dan
kewenangan lebih besar kepada peserta didik.
5. Fungsi modul adalah untuk aktivitas
pembelajaran mandiri (self-instruction).
6. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah
dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan.
7.
Modul
dikatakan mempunyai daya adaptif yang tinggi jika modul tersebut dapat menyesuaikan dengan
perkembangan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai
perangkat keras (hardware).
8.
Peran guru/tutor bergeser dari
pemberi informasi menjadi fasilitator belajar dengan menyediakan berbagai
sumber belajar yang dibutuhkan, merangsang semangat belajar, memberi peluang
untuk menguji/mempraktikkan hasil belajarnya, memberikan umpan balik tentang
perkembangan belajar, dan membantu bahwa apa yang telah dipelajari akan berguna
dalam kehidupannya.
9.
Proses pembelajaran pada
dasarnya adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian
informasi kepada peserta didik.
10. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Blank,
W. E. 1982. Handbook for Developing
Competency Based Training Programme. London: Prentice Hall.
Burk,
J. 1989. Competency Based Education and
Training. London: The Patmer Press.
Departemen
Kehutanan. 2006. Pedoman Penyusunan Modul
Diklat. Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, Sekretariat
Jenderal, Departemen Kehutanan.
Dharma, S. 2008. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan:
Pengawas Pendidikan Dasar dan Menengah: Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat
Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependi-dikan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Hernawan, A. 2010. Teknik Penyusunan Modul Pelatihan. Bandung:
Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. (Diakses
tanggal 19 Juli 2010).
Mukhrish. 2009. Teknik Penyusunan Modul SMK. (Diakses
tanggal 19 Juli 2010).
Suadinmath’s Blog.2010.Teknik Penyusunan Modul. (Blog pada
WordPress.com., diakses tanggal 19 Juli 2010).
Subdit
Pembelajaran Dit. PSMK. 2010. Pengembangan
Modul Sekolah Menengah Kejuruan. (Diakses tanggal 19 Juli 2010).
GLOSARIUM
Adaptive : penyesuaian.
Alone :
sendiri/mandiri.
Stand
alone : berdiri sendiri.
Self
assessment : penilaian mandiri.
Self
instructional : pembelajaran mandiri.
Teaching
material : bahan pengajaran.
User
friendly :
bersahabat/akrab.
INDEKS
A
alone
H
hardware
I
Instructional
O
Output
S
self
skill
T
teaching
U
User
friendly
W
Workshop
Lampiran 1: Kerangka Modul
Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang
sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Kerangka modul tersusun sebagai berikut:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
I.
PENDAHULUAN
- Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
- Deskripsi
- Waktu
- Prasyarat
- Petunjuk Penggunaan Modul
- Tujuan Akhir
- Cek Penguasaan Standar Kompetensi
II. PEMBELAJARAN
- Pembelajaran 1
- Tujuan
- Uraian Materi
- Rangkuman
- Tugas
- Tes
- Lembar Kerja Praktik
- Pembelajaran 2 – n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang dirancang)
- Tujuan
- Uraian Materi
- Rangkuman
- Tugas
- Tes
6. Lembar Kerja Praktik
III.
EVALUASI
- Tes Kognitif
- Tes Psikomotor
- Penilaian Sikap
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2: Langkah-langkah Penyusunan Modul
1. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul
merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi
modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah
diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi
yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi
dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan
pembelajaran. Perlu disampaikan bahwa yang dimaksud kompetensi disini adalah
standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.
Tujuan analisis kebutuhan modul
adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus
dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program tersebut dapat
diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau
lainnya. Analisis kebutuhan modul sebaiknya dilakukan oleh
tim, dengan anggota terdiri atas mereka yang memiliki keahlian pada program
yang dianalisis. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
1. Tetapkan satuan program yang akan
dijadikan batas/lingkup kegiatan. Apakah merupakan program tiga tahun, program
satu tahun, program semester atau lainnya.
2. Periksa apakah sudah ada program
atau rambu-rambu operasional untuk pelaksanaan program tersebut. Misal program
tahunan, silabus, RPP, atau lainnya. Bila ada, pelajari program-program
tersebut.
3. Identifikasi dan analisis standar
kompetensi yang akan dipelajari, sehingga diperoleh materi pembelajaran yang
perlu dipelajari untuk menguasai standar kompetensi tersebut.
4. Selanjutnya, susun dan organisasi
satuan atau unit bahan belajar yang dapat mewadahi materi-materi tersebut.
Satuan atau unit ajar ini diberi nama, dan dijadikan sebagai judul modul.
5. Dari daftar satuan atau unit
modul yang dibutuhkan tersebut, identifikasi mana yang sudah ada dan yang belum
ada/tersedia di sekolah.
6. Lakukan penyusunan modul
berdasarkan prioritas kebutuhannya.
2. Format Analisis Kebutuhan Modul
Mata
Pelajaran
:
Standar
Kompetensi
:
Kompetensi Dasar
|
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
Sikap
|
Judul Modul
|
Ketersediaan
|
|
Tersedia
|
Belum Tersedia
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Setelah kebutuhan modul ditetapkan, langkah berikutnya
adalah membuat peta modul. Peta modul adalah tata letak atau kedudukan modul
pada satu satuan program yang digambarkan dalam bentuk diagram. Pembuatan
peta modul disusun mengacu kepada diagram pencapaian kompetensi yang termuat
dalam KTSP. Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul
yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Pemetaan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) Silabus/RPP,
(2) Pengetahuan,
|
Keterampilan, Sikap, (3) Analisis Kebutuhan, (4)
Judul Modul, (5) Daftar Judul Modul, (6)
|
Analisis Kebutuhan, (7) Judul Modul, (8) Daftar Judul
Modul, dan (9) Pemetaan.
CURRICULUM
VITAE
Dr. Hari Karyono, M.Pd, lahir di Wlingi Blitar, tanggal 7
Februari 1955. Mengenyam pendidikan tinggi mulai pada Jenjang Sarjana Muda (BA)
pada Jurusan Pendidikan Umum, FIP IKIP PGRI Malang lulus tahun 1985, kemudian
pada jenjang Sarjana (Drs.) Jurusan Administrasi Pendidikan, FIP PGRI Malang
tahun 1986, S1 kedua pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (S.Pd) pada IKIP
Budi Utomo Malang 1997. Studi lanjut pada jenjang Program Magister (S2) Program
Studi Manajemen Negeri Malang (M.Pd) dan pada jenjang Program Doktor (S3)
Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri
Malang (Dr.) dengan predikat “Dengan Pujian” (IPK 3,97). Saat ini sebagai
Kepala Sub Bagian Pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dan
dosen tetap pada Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan dosen luar biasa pada Program Studi
Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
(UMS), pengampu matakuliah: Manajemen Pelatihan, Pengantar Manajemen, Evaluasi
Pembelajaran, Model-model Supervisi Pendidikan, Manajemen Keuangan, dsbnya.
Sejak tahun 1980 telah mulai menulis
artikel di berbagai media massa, antara lain koran kampus Komunikasi, Suara
Indonesia, Jawa Pos, Surya, Majalah Mahasiswa, Majalah Fakta, Majalah Psikologi
Anda, Majalah Suara Guru. Menulis artikel ilmiah di jurnal SCIENTIA
Unmer Malang, Jurnal Humas dan Jurnal Perpustakaan Universitas Negeri Malang,
Jurnal IPS Univ. Negeri Jember.
Tulisannya yang berupa buku antara lain
Ekonomi Pariwisata (1995), Etika Komunikasi Jilid 1 (1995), Etika Komunikasi
Jilid 2 (1995), Usaha Pemasaran dan Perhotelan Jilid 1 dan Usaha Pemasaran dan
Perhotelan Jilid 2 (1997), semuanya diterbitkan CV Angkasa Bandung.
Kepariwisataan (1997) diterbitkan PT Gramedia Jakarta. Mengenal Plastik dan
Daur Ulangnya, Alat Penyulingan (Distilasi) dan Pemanfaatannya, Cara Menjadi
Seorang Pembawa Acara, Kepariwisataan Jilid 1, Kepa-riwisataan Jilid 2, Usaha
Jasa Pariwisata Jilid 1 dan Usaha Jasa Pariwisata Jilid 2, semuanya diterbitkan
UM Press (kedua buku terakhir ini dibeli oleh Bagian Proyek Pe-ningkatan Sarana
Sekolah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun Anggaran 1998/1999). Modul Kewirausahaan dan
Modul Internet diterbitkan oleh Penerbit Elang Mas Malang Tahun 2001, Supervisi
Pendidikan, PTK: Teori dan Praktek, Tahun 2009, dsnya.
Penelitian yang pernah dilakukan antara
lain: Persepsi Mahasiswa Terhadap La-yanan Perpustakaan IKIP Malang tahun
1993/1994, Dukungan Dunia Usaha/Dunia
In-dustri di Malang Terhadap Pelaksanaan Pemagangan Kerja Mahasiswa Program
Diploma III Teknik Sipil dan Teknik Mesin FPTK IKIP Malang tahun 1999/2000,
Manajemen Pendidikan Sistem Ganda tahun 2001 (tesis). Konsultan pada kegiatan
penelitian “Evaluasi Implementasi Grand Policy Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Pasuruan.” Supervisi Pengajaran untuk Meningkatkan Profesionalisme
Guru di Sekolah Dasar tahun 2007 (disertasi). Anggota penelitian Hibah Bersaing
XV Tahun 2007: Integrasi Pendidikan Kesehatan Aplikatif Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) di Sekolah Dasar.
Memberikan diklat dan bimbingan penulisan
PTK bagi guru, kepala sekolah, pengawas, dan widyaiswara, di berbagai
kota/kabupaten di Jawa Timur Konsultan sekolah swasta di Jawa Timur dan
konsultan sekolah unggulan di Kalimantan Timur dan pemateri KTSP di Sulawesi
Selatan. Pemateri di Propinsi Dati I Jatim tentang Profesionalisme Pendidik,
Inovasi Mode-model Pembelajaran dan Penulisan Makalah dan Artikel Ilmiah dalam
Jurnal Karya Ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar