PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI
SEKOLAH*)
Dr. Hari Karyono, M.Pd
Dosen Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya
(harikaryana@yahoo.com)
Pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil. Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen (stakeholder)
harus dilibatkan.
Semua komponen itu meliputi isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan
ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Pendidikan karakter di
sekolah juga snagat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah.
Pengelolaan yang dimaksud adalah
bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan dalam
kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut
antara lain meliputi: nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum,
pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait
lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang
efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.
Oleh karena itu, pihak sekolah dan
guru memiliki peranan yang penting agar
pendidikan karakter bisa dilakukan di sekolahnya, sehingga para peserta
didiknya memiliki sifat yang jujur, bertanggung jawab, santun, hormat dan kasih
sayang. Di samping itu, peran serta orang tua dan lingkungan sekitarnya juga
penting agar anak memiliki perilaku yang baik.
-------------------
*) Artikel di muat KORAN PENDIDIKAN Edisi 380/IV/28 September – 4 Oktober
2011, halaman 17.
Pendidikan karakter yang diterapkan di
sekolah tidak diajarkan dalam mata pelajaran khusus. Namun, pendidikan karakter
diberikan perhatian khusus dalam praksis pendikan nasional dilaksanakan melalui
keseharian pembelajaran. Pendidikan karakter didorong pemerintah cq Kementerian
Pendidikan Nasional tidak akan membebani guru dan siswa. Oleh karena, hal-hal
yang terkandung dalam pendidikan karakter sebenarnya sudah ada dalam kurikulum,
namun selama ini tidak dikedepankan dan diajarkan secara tersurat.
Perlu ditekankan, agar guru dalam
menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran maupun dalam
kegiatan ekstra-kurikuler tersebut disampaikan dengan jelas pada peserta didik.
Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah
Sementara itu, beberapa institusi
pendidikan menerapkan pendidikan karakter melalui model kantin kejujuran.
Walaupun cara ini belum dipandang sebagai instrumen yang paling efektif untuk
menanamkan kejujuran kepada peserta didik, tetapi dapat diapresiasi sebagai
usaha sekolah untuk membudayakan kejujuran kepada peserta didik.
Lee Kwan Yew, ketika tahun pertama
menjabat PM Singapura, memprioritaskan membangun jiwa, mental, dan karakter
warga negaranya. Setelah memasuki tahun kedua, ia membangun seribu WC umum
seantero Singapura, lalu memberi seribu dompet yang diisi dengan ratusan dollar
Singapura dan kemudian sengaja ditempatkan pada seribu WC umum tersebut. Ketika
dicek satu hari setelahnya, seribu dompet itu masih utuh, demikian juga setelah
dua hari masih belum ada yang bergeser dari tempatnya.
Pada hari ketiga, suatu dompet hilang,
tetapi ditemukan di kantor polisi dimana isinya tak berkurang. Bagaimana jika
model ini diterapkan di Indonesia ? Apa bisa dijamin dompet-dompet yang berisi
uang yang sengaja dipakai umpan yang sengaja diletakkan di tempat-tempat publik
tersebut tidak hilang ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar