PENGANTAR TENTANG ETIKA
Hari
Karyono*)
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara dan pergaulan
hidup di tingkat internasional diperlukan suatu sistem. Sistem inilah yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Oleh karena sebagai makhluk
sosial, manusia perlu melakukan relasi dengan manusia lainnya. Sistem
pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan
sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga
kepentingan masing-masing yang terlibat. Tujuannya agar mereka senang, tenang,
tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku
dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari
tumbuh kembangnya etika di
masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika
tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan
antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Etika adalah
suatu istilah yang umum kita kenal. Etika dalam bahasa Yunani Kuno disebut “ethikos” artinya “timbul dari
kebiasaan”. Etika lahir
dari filsafat. Etika termasuk dalam kajian filsafat
praktis. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika muncul
ketika manusia merefleksikan unsur-unsur etis. Kebutuhan akan refleksi dapat
dirasakan oleh manausia. Oleh karena itu, diperlukan etika. Oleh karena, etika mencari
tahu apa yang seharusnya dilakukan manusia. Bagaimanakah tingkah laku manusia
sebaiknya.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan
dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan
suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan
tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia,
etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan
bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai
cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis
dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis
melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti
hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori
etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita
mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.
Berdasarkan uraian singkat di atas, etika adalah sopan
santun atau sama dengan pendidikan budi pekerti. Oleh karena itu, etika perlu
diajarkan sejak usia dini. Etika diajarkan di dalam keluarga dan di sekolah.
Obyek etika adalah tingkah laku manusia. Ajaran etika jelas bagaimana sebaiknya
manusia bergaul dan membangun relasi dengan orang lain. Maksudnya etika melihat
dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
*) Pengampu matakuliah Etika Profesi
Kependidikan, juga menulis beberapa buku yang terkait dengan etika, yaitu Etika
Komunikasi 1 & Etika Komunikasi 2, Public Relations: Teori dan Praktek,
serta Cara Menjadi Seorang Pembawa Acara. Dosen Program Pascasarjana
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar