Kamis, 15 Maret 2018

PENGANTAR TENTANG ETIKA



PENGANTAR TENTANG ETIKA
Hari Karyono*)
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara dan pergaulan hidup di tingkat internasional diperlukan suatu sistem. Sistem inilah yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Oleh karena sebagai makhluk sosial, manusia perlu melakukan relasi dengan manusia lainnya. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat. Tujuannya agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Etika adalah suatu istilah yang umum kita kenal. Etika dalam bahasa Yunani Kuno disebut “ethikos” artinya “timbul dari kebiasaan”. Etika lahir dari filsafat. Etika termasuk dalam kajian filsafat praktis. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika muncul ketika manusia merefleksikan unsur-unsur etis. Kebutuhan akan refleksi dapat dirasakan oleh manausia. Oleh karena itu, diperlukan etika. Oleh karena, etika mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan manusia. Bagaimanakah tingkah laku manusia sebaiknya.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.
Berdasarkan uraian singkat di atas, etika adalah sopan santun atau sama dengan pendidikan budi pekerti. Oleh karena itu, etika perlu diajarkan sejak usia dini. Etika diajarkan di dalam keluarga dan di sekolah. Obyek etika adalah tingkah laku manusia. Ajaran etika jelas bagaimana sebaiknya manusia bergaul dan membangun relasi dengan orang lain. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

*) Pengampu matakuliah Etika Profesi Kependidikan, juga menulis beberapa buku yang terkait dengan etika, yaitu Etika Komunikasi 1 & Etika Komunikasi 2, Public Relations: Teori dan Praktek, serta Cara Menjadi Seorang Pembawa Acara. Dosen Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REFORMASI PENDIDIKAN: UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

REFORMASI PENDIDIKAN: Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Hari Karyono*) Memperhatikan potret pendidikan nasional saat ini. Da...